dutacendikia.id, Bandar Lampung – MTsN 2 Bandar Lampung kembali menunjukkan keseriusannya dalam membangun tradisi akademik yang tidak hanya berhenti di ruang kelas. Kamis (28/8/2025), puluhan siswa kelas khusus IPA mengikuti kunjungan ilmiah ke Observatorium Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Agenda yang dikemas dalam bentuk talkshow bertema “Menjelajah Alam Semesta, Mendekatkan Diri Kepada Sang Pencipta” ini menjadi ruang belajar yang memadukan pengetahuan, pengalaman, sekaligus refleksi spiritual.
Kepala MTsN 2 Bandar Lampung, Nasron, S.Ag., M.M., saat melepas rombongan menyampaikan pesan sederhana namun mendalam. Ia mengingatkan agar siswa tidak hanya datang sebagai pengunjung, tetapi juga sebagai pembelajar yang membawa pulang ilmu baru.
“Ambillah sebanyak mungkin pengetahuan yang disampaikan, dan jadilah duta yang menjaga nama baik madrasah di manapun kalian berada,” tegasnya.
Kepala madrasah bersama guru melepas rombongan siswa menuju Observatorium ITERA.
Setibanya di ITERA, para siswa langsung diperkenalkan dengan berbagai instrumen astronomi. Teleskop canggih, pemetaan benda langit, hingga penjelasan tata surya dipaparkan oleh tim dosen dan praktisi yang berkompeten. Suasana yang awalnya penuh rasa penasaran, berubah menjadi diskusi aktif ketika siswa berani melontarkan pertanyaan.
Bagi guru pendamping, momen ini sekaligus menjadi pengingat bahwa pembelajaran sains akan lebih bermakna ketika teori dipadukan dengan pengalaman nyata. “Anak-anak bisa menyentuh langsung bagaimana astronomi bekerja, bukan hanya membacanya di buku,” ujar salah satu pendamping kegiatan.
Selain sesi observasi, ITERA juga menyiapkan permainan edukatif. Aktivitas ini dirancang untuk menguji pemahaman sains dengan cara yang lebih santai, sehingga siswa tidak merasa belajar sebagai beban, melainkan sebagai petualangan.
Meski berfokus pada ilmu pengetahuan, kegiatan ini tetap membawa nuansa khas madrasah: menyandingkan sains dengan nilai keimanan. Tema besar kegiatan menekankan bahwa menjelajah alam semesta bukan sekadar memahami hukum-hukum alam, melainkan juga menumbuhkan rasa kagum terhadap Sang Pencipta.
Dengan demikian, setiap konsep ilmiah yang diterima siswa dihubungkan dengan kesadaran spiritual, sebuah pendekatan yang jarang ditemui pada model pendidikan konvensional.
Setelah sesi ilmiah, rombongan melanjutkan kegiatan ke Dragon Waterpark, Karang Anyar. Bagi pihak madrasah, langkah ini bukan sekadar hiburan, melainkan strategi menjaga keseimbangan: siswa belajar keras, lalu diberi ruang untuk melepas penat, membangun relasi sosial, dan memperkuat kebersamaan.
rombongan melanjutkan kegiatan ke Dragon Waterpark, Karang Anyar. Bagi pihak madrasah, langkah ini bukan sekadar hiburan, melainkan strategi menjaga keseimbangan
Kegiatan kunjungan ini sekaligus menegaskan peran MTsN 2 Bandar Lampung sebagai madrasah yang beradaptasi dengan tuntutan zaman. Dengan mengintegrasikan pendidikan akademik, spiritual, dan rekreatif, madrasah menunjukkan bahwa ia mampu menjadi ruang tumbuh generasi cerdas, kritis, sekaligus berakhlak.
Langkah-langkah seperti ini menjadi bukti bahwa madrasah bukan hanya institusi pendidikan berbasis agama, melainkan juga laboratorium kehidupan yang menyiapkan siswa untuk menghadapi masa depan dengan ilmu, karakter, dan nilai yang seimbang. (Septiano/Humas)
